
Jadi, suatu ketika saat saya baru kembali dari bepergian, saya mendapatkan berita bahwa saya menjadi pelaku alias tersangka entah merebut atau mendekati (?) seseorang yang tadinya dekat dengan orang yang ternyata lebih gila dari saya ini. Saya selama ini merasa sudah paling gila sedunia karena sering berilusi dan berimajinasi yang kelewat kreatif hingga kadang saya sulit membedakan mana nyata mana impian (pernah sekali waktu saya melihat kura-kura terbang di langit-langit kosan saya, dan saya yakini itu nyata (!)...). Nah, ternyata si psycho ini menyebarkan 'pertanyaan' dan 'pernyataan' ke orang-orang, apakah benar saya "mendekati" (?)mantan(?) -->saya kasih tanda tanya karena ada kemungkinan mereka ternyata ga pernah jadian!<--- nya yang sama sekali bukan tipe saya. Dan gilanya lagi saya ga single, saya aktif berpacaran setiap hari lewat skype, fesbuk, dan mesenjer2 apapun itu dengan sang pacar, yang di negara tetangga. Alangkah ajaibnya apabila saya benar memang "suka" dengan si (?)mantan(?) karena saya nyaris tidak pernah ada koneksi apapun dengan ybs. Kalaupun ada kegiatan kemahasiswaan, itu juga bareng2 orang sekampung, dan saya lebih dekat sama cowo2 laen yang mungkin lebih masuk akal kalau saya jadi tersangka dengan mereka!
Anehnya lagi (1), saya bukan korban satu-satunya dari Beliau ini. Saya adalah orang ke-4 (demi menjaga privasi, saya tidak akan memposting nama dari para korban keganasan gerakan sejuta fitnah ini) dari perilaku ini.
Dan anehnya lagi (2), si Anu ini (Beliau) malah menghubungi kolega2 saya untuk mencoba "memperbaiki" hubungan dengan saya. Hellllooooooo??? hubungan apa yang rusak selain sirkuit di otakmu? Tolong diperbaiki cara pandang terhadap dunia dan orang2 seisinya, karena bisa jadi fitnahmu itu mungkin berhasil untuk beberapa orang, karena dirimu terlihat begitu lemah. Kenyataannya, saya tau Beliau main watak, dan saya mungkin terpancing dengan memposting ini. Tapi terus terang saya ga sanggup memendam hal ini sendiri karena mungkin saja nama saya sudah cemar tanpa saya inginkan (dan tanpa saya ngapa2in...ini sungguh tidak adil). Dan sekarang saya merasa aneh tinggal di lingkungan saya sendiri. Saya terasing di rumah saya sendiri.
Saya meminta kedewasaan dan pengertian semua pihak, bahwa disini korbannya adalah saya dan orang2 yang difitnah sebelum saya, dan dia adalah pelaku bukan korban.
Moral: Sesungguhnya seseorang (atau sesuatu) yang terlihat lemah, rapuh, dan "baik", mungkin menyimpan kebusukan tersendiri. Saya merasa naif pernah benar2 tulus untuk bersikap baik sebelumnya, karena kenaifan saya justru berbuah busuk.
Comments
Post a Comment