Selain MLM dan rokok, ada satu hal lagi yang saya bener-bener ga tahan: Mama Drama.
-------
(Warning: postingan ini bikin emak-emak hardchore kejang-kejang. Use it wisely. 😂 Move along at your own risk. )
-------
Semua ibu-ibu baru ini (seumuran sama saya) kelakuannya sangat tipikal di media sosial macam facebook dan path. Terlalu banyak membagi informasi mengenai anak-anaknya dan sangat sangat sangat emosional jika diingatkan (mama bear will bite you to death!). Saya sampai pada satu titik dimana saya sangat yakin bahwa mungkin dulu saya tidak benar-benar berteman dengan mereka, karena jelas sekali saya di luar lingkaran mereka (dari segi bahasa, kehidupan, dan persepsi)
(Semua ilustrasi saya hapus karena yang punya drama emosi..)
Panggilan tipikal: si anu mamanya anu
Yang bikin saya paling sadar kalo saya bukan temannya lagi itu adalah saat saya lihat statusnya dan komen-komen di statusnya, semua orang adalah mama/papa/ayah/bunda/kakek/nenek dari nama si anak. Teman saya ini sepertinya udah kehilangan nama, dan berubah jadi "mamanya si otong". Dan sudah jelas untuk status macam ini bakal aneh buat saya komenin, karena saya bukan mamanya siapa-siapa. Hmmm.
berat juga buat saya sebagai orang yang bisa dibilang nikahnya telat untuk standar konvensional dan mungkin sedikit ga termaafkan untuk segelintir orang bahwa saya ga langsung "tekdung" abis nikah (sebenernya nikahnya juga baru kok, sekitar setengah tahun lalu), dan kalo ngomong sama ibu-ibu pasti mereka tanpa empati akan bangga bilang mereka supermom yang langsung hamil dan berubah jadi "mamamonster mamanya anu". Lol.
Mungkin saya salah karena ga peduli???
Emang kita perlu tau ya detail kelahiran semua bayi teman kita? (saya sih ga peduli berat atau bahkan sampai detik waktu kelahirannya? oke klo masalah pamer anak lahir diluar negri...mungkin ini achievement juga?) Dan lucunya, si ibu di bawah ini bilang 'kenalkan, namaku ________________", bukannya "kenalkan,anak saya______________", terlihat jelas awal-awal kehilangan identitas dari ibu baru ini, yang belum apa-apa sudah mempersonifikasikan dirinya sebagai anaknya. Sebentar lagi profile picture dan wall nya bakal penuh sama anaknya... Jadi bingung, ini facebook dia apa anaknya? Another lost in space parent! Anyway,si ibu ini dulu teman dekat saya waktu SMP,tapi terakhir saya sapa dia ga pernah balas, mungkin sudah beda dunia?
Overshared!!!
Sebenernya seberapa perlu sih ngeposting anak?
ini sih bukan bayinya yang sadar kamera, tapi emaknya aja yang overshared, keseringan moto. Contoh ibu yang satu ini masih mending (meski fotonya repetitif tapi jarang blur dan dia masih berusaha untuk bikin fotonya menarik(really???)). Ada yang udah fotonya blur,anaknya telanjang kemana-mana atau melakukan hal-hal aneh yang mungkin sebenernya kasian kalo disebarin (mungkin si anak bakal malu banget kalo udah gede nanti). Tapi apa hak saya ngelarang? toh yang mereka ekspos anaknya sendiri, yang bakal kasian juga anaknya. Tapi emang dasarnya saya gatel komen dan sangat-sangat terkejut dengan membanjirnya foto bayi di facebook (mungkin salah saya kawin telat (klo ga didorong-dorong mungkin bisa lebih telat) dan belum punya anak. *sigh*
*gambar diapus lagi, takut yang drama juga ngamuk2
Sangat mungkin saya cuma sirik
Ada ibu-ibu yang langsung nyumpah-nyumpahin saya pas saya berani ngomong kalo dia dan perilakunya(setelah punya anak) annoying. Dia bilang saya bakal sama aja kaya dia dan ibu-ibu hilang identitas lainnya saat punya anak nanti. Dan dia sangat yakin saya iri seiri-irinya dengan dia dan ibu-ibu itu. Wow, sungguh sombong ibu ini. Pertama: dia ga cukup kenal saya untuk nyumpah-nyumpahin gitu. Kedua, dia lebih hebat dari Tuhan ya sehingga dia pikir dia yang berprestasi karena punya anak? Ingat bu, anak itu Tuhan yang ngasih dan Dia bisa ngambil kapan aja. Jangan kira anda hebat karena punya anak, itu karena Tuhan yang ngasih rejeki ke anda dan ibu-ibu sombong lainnya. Kebetulan saja Tuhan mungkin punya rencana lain buat saya dan teman-teman yang belum punya anak dan bahkan belum menikah. Kami begini bukan karena kami tidak sehebat anda. Bersyukurlah dan jangan sombong! Dan kalau pun saya sirik, ya mungkin semua tekanan ini yang membuat begitu.(memang ada pilihan lain bagi wanita yang tinggal di Indonesia? sepertinya kawin dan punya anak itu tujuan hidupnya. Sudah.) . Dan kalian sungguh beruntung lolos dari tekanan pertama (kawin) dan kedua (punya anak), dan sekali lagi, ini bukan lomba dan kalian bukan juara dunia.
-------
(Warning: postingan ini bikin emak-emak hardchore kejang-kejang. Use it wisely. 😂 Move along at your own risk. )
-------
Semua ibu-ibu baru ini (seumuran sama saya) kelakuannya sangat tipikal di media sosial macam facebook dan path. Terlalu banyak membagi informasi mengenai anak-anaknya dan sangat sangat sangat emosional jika diingatkan (mama bear will bite you to death!). Saya sampai pada satu titik dimana saya sangat yakin bahwa mungkin dulu saya tidak benar-benar berteman dengan mereka, karena jelas sekali saya di luar lingkaran mereka (dari segi bahasa, kehidupan, dan persepsi)
(Semua ilustrasi saya hapus karena yang punya drama emosi..)
Panggilan tipikal: si anu mamanya anu
Yang bikin saya paling sadar kalo saya bukan temannya lagi itu adalah saat saya lihat statusnya dan komen-komen di statusnya, semua orang adalah mama/papa/ayah/bunda/kakek/nenek dari nama si anak. Teman saya ini sepertinya udah kehilangan nama, dan berubah jadi "mamanya si otong". Dan sudah jelas untuk status macam ini bakal aneh buat saya komenin, karena saya bukan mamanya siapa-siapa. Hmmm.
*gaambar dihapus karena drama
berat juga buat saya sebagai orang yang bisa dibilang nikahnya telat untuk standar konvensional dan mungkin sedikit ga termaafkan untuk segelintir orang bahwa saya ga langsung "tekdung" abis nikah (sebenernya nikahnya juga baru kok, sekitar setengah tahun lalu), dan kalo ngomong sama ibu-ibu pasti mereka tanpa empati akan bangga bilang mereka supermom yang langsung hamil dan berubah jadi "mamamonster mamanya anu". Lol.
Mungkin saya salah karena ga peduli???
Emang kita perlu tau ya detail kelahiran semua bayi teman kita? (saya sih ga peduli berat atau bahkan sampai detik waktu kelahirannya? oke klo masalah pamer anak lahir diluar negri...mungkin ini achievement juga?) Dan lucunya, si ibu di bawah ini bilang 'kenalkan, namaku ________________", bukannya "kenalkan,anak saya______________", terlihat jelas awal-awal kehilangan identitas dari ibu baru ini, yang belum apa-apa sudah mempersonifikasikan dirinya sebagai anaknya. Sebentar lagi profile picture dan wall nya bakal penuh sama anaknya... Jadi bingung, ini facebook dia apa anaknya? Another lost in space parent! Anyway,si ibu ini dulu teman dekat saya waktu SMP,tapi terakhir saya sapa dia ga pernah balas, mungkin sudah beda dunia?
Overshared!!!
Sebenernya seberapa perlu sih ngeposting anak?
*gambar diapus juga
ini sih bukan bayinya yang sadar kamera, tapi emaknya aja yang overshared, keseringan moto. Contoh ibu yang satu ini masih mending (meski fotonya repetitif tapi jarang blur dan dia masih berusaha untuk bikin fotonya menarik(really???)). Ada yang udah fotonya blur,anaknya telanjang kemana-mana atau melakukan hal-hal aneh yang mungkin sebenernya kasian kalo disebarin (mungkin si anak bakal malu banget kalo udah gede nanti). Tapi apa hak saya ngelarang? toh yang mereka ekspos anaknya sendiri, yang bakal kasian juga anaknya. Tapi emang dasarnya saya gatel komen dan sangat-sangat terkejut dengan membanjirnya foto bayi di facebook (mungkin salah saya kawin telat (klo ga didorong-dorong mungkin bisa lebih telat) dan belum punya anak. *sigh*
*gambar diapus lagi, takut yang drama juga ngamuk2
Sangat mungkin saya cuma sirik
Ada ibu-ibu yang langsung nyumpah-nyumpahin saya pas saya berani ngomong kalo dia dan perilakunya(setelah punya anak) annoying. Dia bilang saya bakal sama aja kaya dia dan ibu-ibu hilang identitas lainnya saat punya anak nanti. Dan dia sangat yakin saya iri seiri-irinya dengan dia dan ibu-ibu itu. Wow, sungguh sombong ibu ini. Pertama: dia ga cukup kenal saya untuk nyumpah-nyumpahin gitu. Kedua, dia lebih hebat dari Tuhan ya sehingga dia pikir dia yang berprestasi karena punya anak? Ingat bu, anak itu Tuhan yang ngasih dan Dia bisa ngambil kapan aja. Jangan kira anda hebat karena punya anak, itu karena Tuhan yang ngasih rejeki ke anda dan ibu-ibu sombong lainnya. Kebetulan saja Tuhan mungkin punya rencana lain buat saya dan teman-teman yang belum punya anak dan bahkan belum menikah. Kami begini bukan karena kami tidak sehebat anda. Bersyukurlah dan jangan sombong! Dan kalau pun saya sirik, ya mungkin semua tekanan ini yang membuat begitu.(memang ada pilihan lain bagi wanita yang tinggal di Indonesia? sepertinya kawin dan punya anak itu tujuan hidupnya. Sudah.) . Dan kalian sungguh beruntung lolos dari tekanan pertama (kawin) dan kedua (punya anak), dan sekali lagi, ini bukan lomba dan kalian bukan juara dunia.
Comments
Post a Comment