Skip to main content

Orang Indonesia dan salju



Setelah berharap dan berharap akankah salju turun musim dingin ini di Leeds, akhirnya impian jadi kenyataan. Hari itu, Sabtu, 4 Februari 2012 salju turun dengan lebatnya di Leeds, ibukota daerah West Yorkshire, Inggris. Namun sebenarnya hari itu kami tidak begitu yakin akan menemukan salju di Leeds, sehingga kami memutuskan untuk pergi berburu salju ke Peak District, tepatnya ke desa Castleton di South Yorkshire.

Dari Leeds kami naek kereta api sekitar 1 jam-an menuju ke Sheffield, ibukota dari South Yorkshire. Sepanjang perjalanan, sempat terpikir apakah perjalanan kami akan sia-sia apabila salju tak jua kami temukan di Castleton, namun niat kami luruskan dan kami pun sampai di Sheffield. Jadwal bis ke Castleton masih 45 menit lagi, sehingga kami sempatkan membeli makan siang di Sainsburry, sejenis local store atau toserba yang menjual berbagai macam barang keperluan harian. Kami pun kembali ke terminal bis dan menunggu bis ke Castleton.

Dalam perjalanan, seorang teman di Leeds menelepon dan mengabarkan bahwa di Leeds salju turun! Kami sempat merasa kecewa dan tersia-sia berjalan jauh-jauh, dan bahkan saat itu jalanan macet--dan tetap salju belum turun di jalan antara Sheffield-Castleton. Seorang teman mengusulkan apakah sebaiknya kita berbalik arah saja dan pulang (terlebih setelah menerima cemooh dari seseorang yang mengatakan bahwa kami bodoh sekali mencari salju jauh-jauh, padahal di rumah (Leeds) ada salju banyak sekali), tapi akhirnya semua memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan.Setelah kemacetan terlewati, masuklah kami ke jalan yang berkelok-kelok di daerah pedesaan. Kami sempat merasa ngeri, karena kami duduk di bagian atas double decker (bis tingkat) dan bis melaju di jalanan yang sempit dan berkelok-kelok. Bahkan ada bagian jalan dimana lebar jalan hanya selebar bis dan kanan-kirinya langsung dibatasi bangunan tanpa ada trotoar! Luar biasa si supir ini, pikir kami. Ini seperti memasukkan bis ke dalam gang sempit, dan supir bis dengan suksesnya membawa kami melewati gang tersebut.

Tak lama, apa yang diidamkan turun, salju! Perlahan tapi pasti, landscape berubah menjadi putih keperakan. Ini kali kedua saya melihat salju, namun tetap saja saya terpana, seperti juga semua teman yang belum pernah merasakan salju. Kami sibuk ber-aaahh..dan ber-uuuhhh... dan berfoto kesana kemari. Pengalaman yang menakjubkan!

(tanah yang mulai ditutupi salju dilihat dari atas bis)



Harapan kami pun langsung membuncah dan perasaan senang mulai memenuhi dada kami. Saking senangnya, kami hampir saja salah turun di suatu tempat, padahal belum sampai di Castleton. Akhirnya, setelah sekitar satu setengah jam sampailah kami di Castleton, Peak District!



Castleton adalah lokasi hiking yang lumayan populer bagi warga Yorkshire dan sekitarnya, namun pada musim dingin tidak terlalu banyak orang yang melakukan pendakian. Di desa ini juga terdapat goa alam, Peak Cavern dan sebuah kastil, Peveril Castle namun sayangnya kastil ditutup karena jalan ke atas terlalu licin dan kami juga tidak sempat mengunjungi goa alam yang ada. Kami putuskan untuk mendaki sedikit untuk setidaknya mendapatkan feel dari landscape bersalju. Luar biasa! ternyata pemandangan saat musim dingin memang benar sangat poetic .





Setelah berfoto dan kedinginan, kami memutuskan kembali ke desa mengejar bis ke Sheffield. Pemandangan musim dingin di desa pun tak kalah indahnya (terlebih bagi saya sebagai orang asli Indonesia yang mungkin masih akan selalu takjub dengan salju). Bebek-bebek yang berenang di sungai kecil yang lumayan deras mengikuti kami di sepanjang jalan, berharap diberi makan... tapi kami semua sibuk dengan pikiran dan kamera masing-masing sehingga tak ada yang memberi makan bebek-bebek itu.




Kami pun selanjutnya bergegas ke halte bis, dan masih harus menunggu setengah jam untuk bis ke Sheffield. Sesampainya di Sheffield, ternyata kota itu pun sudah ditutupi salju dan luar biasa dinginnya. Angin berhembus kencang sementara salju turun dengan derasnya. Kami pun menaiki kereta setelah menunggu tidak terlalu lama dan kembali ke Leeds.

Sesampainya di Leeds, selepas keluar dari stasiun, kami terkejut. Belum pernah kami melihat Leeds seputih itu, dan salju pun tercurah dengan derasnya dari langit, sementara di bawah kaki-kaki kami salju menumpuk lumayan tebal. Meskipun langit sudah gelap, tapi seluas mata memandang dimana-mana ada salju. Dan meskipun dingin dan letih, entah kenapa kami kembali senang dan memutuskan akan bermain salju kembali besok di taman.







Besoknya, matahari bersinar cerah. Kami sempat khawatir akankah salju langsung hilang sebelum kami sempat bermain? Tapi ternyata sempat juga akhirnya membuat boneka salju, semacam impian untuk dapat membuat benda ini. Boneka salju pertama (seumur-umur) dibuat pada minggu pagi itu di Hyde Park. Luar biasa sekali rasanya, jadi manusia tropis namun bisa merasakan salju...meski kata orang enaknya hanya sekejap, namun tetap saja ini pengalaman yang menakjubkan!

(Kotaro, si boneka salju, tersenyum di bawah matahari)



(di atas salju)

Comments

Popular posts from this blog

Ikhtiar

Ingin sekedar berbagi cerita tentang perjalanan hidup sampai mendapatkan yang dinanti-nanti.  Alhamdulillah dua tahun slowdown karena pandemi membawa berkah. Setahun setelah menikah, kami dianugerahi seorang putri yang sangat kami sayangi. Perjalanan  mendapatkannya bisa dibilang tidak mudah. Akumulasi semua pengalaman sebelumnya, banyak rintangan yang dihadapi. Namun syukurlah Allah memberikan amanah kepada kami sekeluarga.  Berkah Habatussaudah Ternyata hadits Rasulullah tentang keutamaan Habatussaudah atau jinten hitam sebagai obat segala penyakit* benar adanya. Jinten hitam ini adalah faktor pembeda utama, selain suami yang sangat sabar dan waktu di rumah yang lebih panjang karena work from home (wfh) . Setelah menikah dengan suami yang penyabar ini, saya disarankan oleh adik saya untuk berikhtiar dengan cara mengkonsumsi 7 (tujuh) butir Habatussaudah/jinten hitam yang sudah disangrai dan madu setiap hari. Cukup tujuh butir, tidak perlu banyak-banyak karena Habatuss...

Mama Drama (yang tercinta)

Selain MLM dan rokok, ada satu hal lagi yang saya bener-bener ga tahan: Mama Drama.  ------- (Warning: postingan ini bikin emak-emak hardchore kejang-kejang. Use it wisely. 😂  Move along at your own risk. ) ------- Semua ibu-ibu baru ini (seumuran sama saya) kelakuannya sangat tipikal di media sosial macam facebook dan path. Terlalu banyak membagi informasi mengenai anak-anaknya dan sangat sangat sangat emosional jika diingatkan ( mama bear will bite you to death! ). Saya sampai pada satu titik dimana saya sangat yakin bahwa mungkin dulu saya tidak benar-benar berteman dengan mereka, karena jelas sekali saya di luar lingkaran mereka (dari segi bahasa, kehidupan, dan persepsi) (Semua ilustrasi saya hapus karena yang punya drama emosi..) Panggilan tipikal: si anu mamanya anu Yang bikin saya paling sadar kalo saya bukan temannya lagi itu adalah saat saya lihat statusnya dan komen-komen di statusnya, semua orang adalah mama/papa/ayah/bunda/kakek/nenek dari nama si...

The Revelation of the Infamous Hags

Well, well, well. What d'you know? At first you were their friends, but right there at the moment they don't need you anymore or despise you with hatred and envy you with all their might--you just turn into the object of their cruelty! Disguise in their keen elegance, never did they actually revealed their truer form infront of promising 'customers'. They even can agitate people into hating each other--and some people really take it personally and even put grudge to people they don't even know! Sick isn't it? Well, they DO dressed nice, covering all that evil devilish thoughts behind their artificial skins. But once you see them, they're nothing but ol' malicious hags, lurking around for prey. Their smiles aren't genuine. Their acts always for the sake of themselves and themselves only--whether to bossing around, getting ETERNAL youth (?), or just bullying others that potentially harmful for their mighty being. I wonder why some people still can'...